1. Zulutrade Autotrading

    www.zulutrade.com
    30,000+ Members Get World Class
    Signals to your Account. Join Today

Kamis, 26 Februari 2009

Hoby

Menanti Datangnya Tren Anggrek
Bunga Cinta, Sri Rejeki, Kamboja Jepang dan Si Lidah Mertua Masih Seksi
Sementara untuk menikmati berbagai fasilitas bermain dan pengembangan bakat lainnya diperlukan biaya yang tak sedikit. Padahal ekonomi terkadang membuat anak-anak tersebut tak bisa menikmati manisnya masa bermain. Parahnya kata dia, di sekolah-sekolah pun saat ini tak banyak yang menyediakan fasilitas bermain,. Komersialitas memaksa pengembang pendidikan lebih mementingjkan daya tampung anak dengan menambah gedung ketimbang memikirkan kecerdasan anak dengan menyediakan tempat bermain.
“Semoga pemerintah bisa mendengar keluhan kita. Anak-anak kami butuh fasilitas bermain, itu hak mereka,” tukasnya. (den)

Sampaikan dengan Bunga. Demikian ungkapan yang sering kita dengar ketika menyinggung soal bunga. Bagi para penyuka tanaman hias dan kolektornya, bunga memberikan kesegaran suasana karena enak dipandang.
Masing-masing orang bisa menyukai bagian bunganya, warnanya, bentuknya,

atau struktur pohonnya. Maka tak mengherankan, sebagian dari mereka rela merogoh hingga jutaan rupiah untuk memperbanyak koleksi.
”Memelihara bunga dapat menghilangkan stres, dan mengisi waktu luang dengan kegiatan yang bermanfaat,” kata Oceng (38), pengusaha bunga di Jalan Setia Budi, saat ditemui saat pameran produk pertanian Medan di Taman Ahmad Yani kemarin.

Lebih lanjut pria yang mendalami tanaman Adenium selama 5 tahun terakhir ini mengatakan, penyuka tanaman hias terkadang tidak perlu memberi perawatan khusus untuk merawat tanaman-tanaman itu. Pemeliharaan biasanya hanya dilakukan dengan menyiram tanaman secara teratur, dan memberikan pupuk kompos.

Beberapa varietas tanaman yang kerap dikoleksi selama kurun 3 tahun terakhir adalah mawar gurun (Euphordia lactea), delapan dewa (Euphorbia mili), Sri Rejeki (Aglaonema), dan Kamboja Jepang (Adenium). Bahkan pada periode 2006-2007 lalu harga bunga varietas di atas ada yang ditawarkan di sejumlah situs penjualan tanaman hias di Indonsia dengan bandrol mencapai Rp1 miliar.

Namun menurut beberapa pengusaha bunga yang pameran di Taman Ahmad Yani hingga 28 agustus 2008 mendatang, tren tanaman hias yang sempat heboh tahun kemarin, kini sudah mulai turun. ”Kolektor itu kan kepuasannya jika mengoleksi sesuatu yang unik dan langka, tapi karena belakangan sejumlah varietas tanaman hias seperti Adenium dan Anthurium sudah banyak dibiakkan dan dimiliki banyak orang, otomatis rasa bosan itu mulai datang. Tantangannya berkurang, karena sebagian kolektor bahkan sampai ke luar kota untuk berburu tanaman yang diinginkannya,” tambah Oceng.

Senada dengan Oceng, pengakuan bahwa tren tanaman hias mulai turun datang dari pemilik Nursery Karya, Ibu K Haslinda Silitonga. Kendati koleksi tanaman Aglaonemanya semakin banyak, ia malah menyesalkan bahwa tren tanaman itu mulai berkurang. ”Pengunjung tidak sebanyak dan seantusias 1-2 tahun lalu. Tapi bunga Aglaonema, Anthurium, Adenium, dan Sansiviera, masi seksi kok, masih banyak yang nyari,” ujar Haslinda.

Bunga yang justru mulai jarang dicari dan dipamerkan adalah anggrek. Pada pameran tanaman hias di halaman Istana Maimun, stand penjual bunga anggrek justru hanya dua. Menurut Tiar (34), salah satu pengusaha bunga di kawasan Marelan yang ikut pameran di Istana Maimun, bunga anggrek termasuk bunga yang sulit perawatannya. Sejumlah pembeli kesulitan untuk dapat menikmati bunga anggrek yang indah dan menyegarkan mata karena musim bunganya mekar sangat lama namun mekarnya justru cuma sebentar.
Berbeda dengan Tiar, menurut Afni (35) penjual anggrek yang ikut pameran di Taman Ahmad Yani meyakini tren tanaman hias akan menghambur ke bunga anggrek. ”Orang mulai bosan dengan tanaman hias yang mengutamakan daun. Jadi tren akan kembali ke tanaman berbunga, sebab pada dasarnya penyuka tanaman hias, khususnya kolektor perempuan, sangat dekat dengan bunga,” ujar Afni.

Pada dasarnya masing-masing tanaman hias itu sangat unik, tergantung selera yang melihatnya. Keindahan Aglaonema misalnya, bukan hanya terletak pada kelopak bunganya, namun warna dan corak daun yang memikat dan berwarna-warni. Ada yang hijau, putih, kuning, orannye, merah, tembaga, cokelat, dan keemasan. Daya tahan kelopak bisa 2-4 bulan, sebelum menguning dan rontok.

Masih Digemari
Di Indonesia, Aglaonema yang memiliki sekitar 30 spesies ini, lebih dikenal dengan sebutan “Sri Rejeki”. Tanaman dari suku Araceae (talas-talasan) ini sudah sejak lama populer. Varian Aglaonema yang kini populer di dunia antara lain Pride of Sumatera-peraih juara II kategori tanaman hias indoor pada ajang Floriade di Belanda, dan Ruby Sunset yang menyabet gelar Favorit Tanaman Baru di arena Tropical Plant Industry Exhibtion 2007 di Miami, Florida, AS. Kedua varian ini hasil silangan Greg Hambali, asli Indonesia.

Anthurium adalah tanaman hias tropis, berdaya tarik tinggi sebagai penghias ruangan. Ada dua jenis Anthurium, yaitu Anthurium daun, dan Anthurium bunga. Keduanya sama-sama cantik. Anthurium daun berwarna hijau segar, dan bisa bertahan lama. Motifnya banyak, ada yang bergelombang, berwarna hitam, berbentuk mirip daun sawi, atau keris. Harga bunga berdaun lebar ini tergantung dari usia dan besarnya daun. Sejak awal abad ke-19, tanaman ini mulai naik pamor. Sansevieria dianggap sebagai komoditas tanaman hias yang penting di dunia.

Keindahan adenium yang tengah mekar menyerupai bunga mawar, oleh karena itu adenium di kalangan internasional juga disebut Desert Rose atau Mawar Gurun. Adenium atau Kamboja Jepang, memikat para penggemar tanaman hias karena variasi warna bunganya kaya dan indah. Inilah yang membuat sosoknya jadi unik dan bernilai seni tinggi, mirip bonsai, sehingga membius para penyinta.

Bila selama ini Adenium populer dengan beragam jenis dan warna bunganya, kini muncul lagi jenis silangan baru. Bukan hanya bonggol Adenium obesum yang bakal diincar konsumen, tetapi sosok yang benar-benar mirip bonsai, yaitu Adenium arabicum dan Adenium socotranum. Belakangan ini, Arabicum diincar konsumen, meski harganya 10 kali lipat Obesum.

Jenis yang juga diperkirakan akan menjadi tren masa depan yakni Soco hibrida. Sosoknya amat bagus. Bonggol besar kokoh, berwarna putih perak dengan cabang-cabang yang juga kokoh. Secara alami, Soco hibrida memiliki sosok yang sudah layak disebut bonsai. Tak heran di beberapa lomba, Soco masuk dalam kelas tersendiri yakni Arabicum hibrida.

Nah, bunga lain yang tak kalah kondangnya adalah Sansiviera. Jenis ini terdapat 60 spesies. Pesona tanaman hias berdaun seperti pedang, meruncing, ini tak kalah menarik dibanding tanaman hias daun lainnya. Keunggulan Sansiviera lainnya adalah kemampuannya dalam menyerap polusi. Wajar bila Sasiviera banyak diminati untuk kemudian ditaruh di pojok ruang kantor atau rumah. Bahkan, si “Lidah Mertua” ini kerap ditaruh di sudut dapur atau kamar mandi untuk meredam bau.

Untuk tanaman yang sebesar genggaman tangan orang dewasa, penjual bunga biasa mematok dengan harga Rp20-30 ribu per buah. Tapi untuk ukuran yang besar apalagi daunnya melebar, harga bisa melejit hingga jutaan rupiah.
”Sansiviera biasa dibeli oleh pengusaha yang punya kebiasaan merokok. Kemampuan tanaman ini menyerap karbon menyebabkan Sansiviera dicari selain juga bentuknya yang memikat bagi sebagian penyuka tanaman hias dengan kondisi sederhana,” pungkas Tiar. (dia/sumutpos/z)

Tidak ada komentar:

Posting Komentar